TELA'AH MASALAH DEMI MASLAHAH

AGAR KEBENARAN TAK SEMU DI HATI

Mencintai Sahabat adalah dari Kesempurnaan Aqidah Islam

Posted by Fayyadh Albandy on 16 April 2010

KEMULIAAN PARA SAHABAT

Secara sederhana arti sahabat adalah orang yang bertemu atau bersama Rasulullah r, masuk Islam pada zaman Rasulullah r dan mati dalam keadaan beriman. Karena itu, An-Najasyi raja Habasyah/Ethiopia yang merupakan tempat hijrah pertama sahabat Nabi r, tidak disebut sahabat, meskipun masuk Islam di masa Rasulullah r dan mati dalam keadaan Muslim. Sebab An-Najasyi tidak pernah bertemu dengan Rasulullah r.

Demikian halnya dengan Abdullah bin Jahsy juga buka sahabat. Meskipun memeluk islam dan bertemu Rasulullah r namun meninggal dalam keadaan kafir.[1] Menurut riwayat Imam Al-Bukhari dari Ka’ab bin Malik, jumlah sahabat Rasulullah banyak sekali tak dapat dikumpulkan oleh suatu kitab. Di waktu haji Wada’, sahabatnya ada 114.000 orang.

Berdasarkan keutamaannya, sahabat Nabi r dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Ada yang membagi menjadi 12 kelompok. Dan ada juga yang membagi menjadi 5 kelompok namun ada juga yang menjadikan satu kelompok saja.[2] Di antara 5 kelompok sahabat itu:

1. Sahabat yang turut dalam Perang Badar

2. Sahabat yang lebih dulu masuk Islam, sebagian hijrah ke Habasyah dan menyaksikan Perang Uhud.

3. Sahabat yang menyaksikan Perang Khandaq.

4. Sahabat yang masuk Islam pada masa Fathul Makkah dan sesudahnya.

5. Anak-anak dan para budak.

Semua sahabat Rasulullah adalah SDM-SDM yang sangat kompeten, handal dan dapat dipercaya. Mereka juga profesional di bidangnya masing-masing. Serta menjadi umat yang terbaik sepanjang sejarah manusia. Oleh karenanya para ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah telah bersepakat bahwa seluruh sahabat orang yang adil. Allah berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آَمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS. Ali-Imran: 110)

Ayat ini memiliki dua pengertian. Pengertian pertama bahwa umat terbaik adalah Rasulullah r bersama sahabatnya. Pegertian kedua adalah seluruh umat Rasulullah r yang mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Kapan dan dimana pun mereka berada.[3]

Allah U berfirman,

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.(QS. At-Taubah: 100)

Bahkan untuk lebih menegaskan kredibilitas sahabat, Rasulullah r bersabda.

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

“Sebaik-baik umatku adalah zamanku, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka.” (HR. Bukhari)

Berdasarkan hadits ini yang dimaksud sebaik-baik zaman adalah zaman Rasulullah r dan sahabat, zaman tabi’in dan zaman tabi’ tabi’in.[4] Ada juga yang menyebutkan zaman Rasulullah r, zaman sahabat, dan zaman tabi’in.

Dan masih banyak lagi pujian-pujian Rasulullah r terhadap sahabatnya. Hal ini dapat kita baca di kitab-kitab sejarah karangan, baik karangan ulama’ salaf maupun kitab-kitab kontemporer. Berikut ini kita akan membahas sekilas tentang gambaran sahabat-sahabat Rasulullah r yang termasuk paling utama, yaitu khulafa’ ar-rasyidin al-arba’ah (khalifah yang empat).

a) Abu Bakar Ash-Shidiq

Kompetensi inti, atau kompetensi utama Abu Bakar t terdiri dari Integritas, Konsisten dan Komitmennya pada kebenaran, dan kepemimpinan yang kuat (Leadership), dan kedermawanan (Charitable).

Beliau adalah sahabat yang paling mulia setelah Rasulullah r, yang pertama masuk islam, yang menggantikan Rasulullah r sebagai Imam. Sahabat sejak kecil sekaligus mertua Rasulullah r.

Ø Integritas

Integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dalam kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini, dengan kata lain “Satunya kata dengan perbuatan”[5]. Begitupun Abu Bakar, ia adalah orang yang memiliki integritas dan kejujuran yang tinggi. Ini dibuktikan dalam kesederhanaan hidupnya. Serta sikapnya yang sangat cermat, teliti, dan hati-hati dalam mengelola kas Negara (Baitul Mal).

Josoef Sou’ib dalam bukunya Sejarah Khulafa’ur Rasyidin menyatakan, meskipun sebagian panglima perang dan pejabat pemerintahan khalifah Abu Bakar hidup dalam kemewahan, neamun beliau tetap hidup dalam kesederhanaan.[6]

Sejarah mencatat bahwa masa pemerintahannya yang 2 tahun 3 bulan itu, Abu Bakar hanya megeluarkan 8.000 (delapan ribu) dirham[7] dari baitul Maal bagi keperluan keluargannya.[8] Beliau menolak mengambil dari Baitul Maal melebihi dari kebutuhan hidupnya. Dan juga ketika beliau wafat hanya meniggalkan seekor unta, ember, susu dan baju resmi, serta dengan gigih mengembalikannya ke Baitul Maal.[9]

Adakah pejabat di negeri ini seperti beliau? Atau justru mobil, uang, deposito, rumah, perusahaan dan tanah mereka semakin banyak serta semakin sulit dihitung oleh KPK. Dengan terungkapnya kasus suap Artalita Suryani oleh KPK (Juni 2008) semakin menguatkan dugaan bahwa pejabat di negeri ini yang sangat tamak dengan harta, mereka memperjualbelikan hukum, banyak pihak yang menyayangkan Artalyta hanya divonis penjara 5 tahun dan denda 250 juta. Semakin tinggi jabatan, harta semakin melimpah ruah, sangat berbeda dengan sosok Abu Bakar t.

Abu Bakar juga termasuk orang yang dapat dipercaya dan sangat dipercaya oleh Rasulullah r. Rasulullah r berkata,

“Tidak ku ajak seorang pun masuk Islam melainkan ia ragu dan bimbang, kecuali Abu Bakar.” (Riwayat Ibnu Ishaq)

Ø Komitmen Pada Jama’ah (Commitmen to Organization)

Kompetensi inti lainnya dari Abu Bakar adalah komitmennya pada organisasi (jama’ah). Yang pada intinya adalah, beliau lebih mementingkan misi organisasi dari pada kepentingan pribadi. Atau dengan kata lain mendahulukan kepentingan umat dan jama’ah kaum muslimin di aas kepentingan pribadi. Jama’ah juga berarti komitmen pada kebenaran. Dan Abu Bakar adalah orang yang sangat mendahulukan kepentingan umatnya/kaum muslimin serta sangat komitmen dengan kebenaran.

Beliau juga sangat komitmen dalam tugasnya menjaga kemurnian ajaran Islam. Karena pada saat itu terjadi banyak kesesatan seperti lahirnya nabi palsu Musailamah Al-Kadzab la’natullah ‘alaihi, gerakan pemurtadan (riddah) dan pembangkangan.

Sejarawan Islam Joesoef Sou’yb mencatat, “Wafatnya Rasulullah r telah menimbulkan kegoncangan di semenanjung Arabia. Timbul gerakan riddah di sana-sini. Yakni gerakan membelot dair agama Islam. Hampir seluruh kabilah-kabilah di luar kota Madinah dan Makkah terlibat dalam gerakan riddah. Begitupun kerajaan-kerajaan setempat pada belahan selatan Arabia. Peristiwa itu menimbulkan kecemasan yang besar di Ibu kota Madinah Al-Munawaroh.[10]

Dalam kondisi seperti ini tampak jelas kompetensi Abu Bakar dalam membela kebenaran sekaligus juga kuatnya karakter kepemimpinan (Leadership) dan keberanian beliau.

Dengan komitmen dan tekad yang bulat Abu Bakar mengirimkan pasukan untuk memberantas para pemberontak agama tersebut. Akhirnya beliau berhasil mengatasi ujian berat ini. beliau berhasil menumpas kaum riddah di Bahrain, Oman, Mahra, Hadra Maut dan Yaman.[11]

Komitmen dalam kebenaran ini juga ditunjukkan dalam sikapnya untuk selalu memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak manusia. Suatu hari Rasulullah bertanya kepada para sahabat:

“Siapa di antara kalian yang berpuasa hari ini?” “Saya” jawab Abu Bakar. “Siapa yang mengiringi jenazah pada hari ini?”, “Saya” jawab Abu Bakar. “Siapa di antara kalian yang memberi makan fakir miskin pada hari ini?” “Saya” jawab Abu Bakar.” (HR. Muslim)

Ø Team Leadership Abu Bakar

Kepemimpinan Abu Bakar terlihat pada sikapnya dalam membela kebenaran dan menumpas gerakan pemurtadan & nabi palsu sebagaimana telah dijelaskan di atas. bukti ini juga terlihat dalam debat yang seru antara beliau dan Umar bin Al-Khatab dalam menyikapi orang-orang yang tidak mau membayar zakat. Umar berpendirian bahwa mereka tidak perlu diperangi selama mereka masih shalat. Sementara Abu Bakar berpendirian untuk memerangi zakat dan menumpas orang yang memisahkan antara shalat dan zakat. Sebab zakat adalah bagian dari rukun Islam. Maka jika salah satunya roboh maka robohlah rukun Islam. Yang berarti keluar dari Islam (murtad).

Bukti lainnya adalah Abu Bakar mampu meng-Islamkan seluruh anggota keluarganya. Beliau meng-Islamkan bapak dan ibunya. Semua anak laki-lakinya yaitu Abdullah, Abdurrahman, dan Muhammad. Dan anak-anak perempuannya yaitu Asma’, Aisyah dan Ummi Habibah. Beliau juga meng-Islamkan semua Istri-istrinya. Qatilah, Ummi Ruman dan Asma’ binti Umais dan Habibah binti Kharijah.[12]

Selain itu beliau juga meng-Islamkan sahabat-sahabat terkemuka. Seperti Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqash Talhah bin Ubaidillah dan Abu Ubaidah bin Jarrah y. Semuanya termasuk orang-orang yang dijamin masuk Jannah.[13]

Ø Charitable – Kedermawanan Abu Bakar

Beliau adalah saudagar yang kaya raya. Dengan hartanya ia bebaskan para budak. Yaitu Bilal, Amir ibnu Fuhairah, Zunairah, Nahdiyah dan Putrinya, Jariyah binti Mua’amil dan Ummu Ubais.[14] Abu Bakar juga sangat dermawan. Namun hidupnya sangat sederhana. Aisyah berkata, “Abu Bakar menginfakkan 4.000 dirham kepada Nabi r.”

Bahkan menurut riwayat beliau pernah menyumbangkan suluruh hartannya untuk dakwah Islam. Sampai-sampai Rasulullah r bertanya, “Lalu apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?” Abu Bakar menjawab, “Allah dan Rasul-Nya”.[15]

b) Umar bin Al-Khatab

Kalau Abu Bakar terkenal dengan pendiriannya yang kuat. Kedermawanan dan sifat Sami’na wa ‘atha’na-nya kepada Rasulullah r. Maka Umar t terkenal dengan keberaniannya dan kecerdasannya dalam melakukan berbagai ijtihad dalam pemerintahannya.

Ø Pemberani, Jagoan dan Petarung Ulung –Fighter

Umar t dijuluki Al-Faruq karena beliau merupakan pemisah antara kebenaran dan kebatilan. Julukannya adalah Abu Hafshin (bapaknya singa) kaena keberaniannya. Kalau anak singa saja sudah sangat jantan dan pemberani. Apalagi bapaknya singa. Tentu lebih jagoan, heroik dan sangat pemberani.

Umar ikut dalam semua peperangan. Ini menunjukkan betapa beliau memang jagoan yang tiada duanya. Dalam riwayat Ibnu Asakir dari Ali t dinyatakan, “Aku tidak mengetahui seorangpun yang berhijrah kecuali ia melakukannya secara sembunyi-sembunyi, kecuali Umar bin Al-Khatab. Ketika Umar berhijrah ia menyandang pedang, meletakkan busur panah di pundaknya dan di tangannya terhunus anak panah. Lalu ia mendatangi ka’bah dimana saat itu pembesar Quraisy sedang berada dihalamannya. Lalu ia thawaf sebanyak tujuh kali dan mengerjakan shalat dua rakaat di Maqam Ibrahim.

Kemudian beliau mendatangi kumpulan mereka satu persatu, seraya berkata dengan muka seram dan menakutkan, “Sesungguhnya aku berniat untuk berhijrah siapa yang ingin ibunya celaka, anaknya menjadi yatim, maka besok temuilah aku di belakang lembah ini” akan tetapi nyatanya tak seorangpun musyrikin Quraisy yang berani menghadang Umar.[16]

Bukan hanya manusia yang takut, setan pun juga takut dengan Umar. Rasulullah r berkata kepadanya, “Wahai Umar, Demi Dzat yang menguasai jiwaku (Allah), tidak pernah setan itu mau melewati jalan yang biasa engkau lawati, tetapi ia melewati jalan yang biasa dilewati oleh orang selainmu.” (HR. Al-Bukhari dari Sa’ad bin Abi Waqash.)

Ø Kepemimpinan Umar t (Leadership)

Tak seorangpun yang meragukan kepimimpinan Umar t. Ia adalah tokoh besar setelah Rasulullah r dan Abu Bakar t. Pada masanya kekuasaan Islam bertambah luas. Beliau berhasil menaklukkan Syam, Irak, Persia, Mesir, Burqah (nama sebuah daerah di libya), Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Nahawadnd, Jurjan, Basrah, Kufah, dan Kairo.[17]

Dalam hal ibadah, Umar juga memberikan contoh yang sangat luar biasa. DR. Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Tarbiyah Ruhiyah menyatakan, Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Umar bin Al-Khatab t pergi ke kebunnya. Ketika pulang didapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan shalat Ashar. Maka beliau berkata, “Aku pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah shalat Ashar!…kini kebunku aku jadikan shadaqah untuk orang-orang miskin.”

Lebih lanjut belaiu bercerita, “Suatu hari, Umar pernah disibukkan oleh suatu urusan sehingga waktu maghrib lewat sampai muncul dua bintang. Maka setelah melaksanakan shalat Maghrib beliau memerdekakkan dua orang budak.”

Seorang pemimpin bukan hanya pandai pidato, pandai bicara dan pandai berteori, tapi juga harus pandai memberikan qudwah, contoh dan tauladan. Dan Umar telah membuktikan itu semuanya. Yaitu membuktikan dengan kerja dan amal nyata.

Ø Kecerdasan Umar t – Conceptual Thinking

Pemikiran Konseptual adalah kemampuan untuk mengidentifikasi pola atau hubungan yang yidak nampak dengan jelas. Termasuk di dalamnya menyimpulkan informasi yang beragam dan tidak lengkap menjadi sesuatu yang jelas, mengidentifikasi kunci atau dasar pemikiran dalam situasi yang kompleks dan menciptakan konsep-konsep yang baru[18]. Konsep-konsep baru atau ijtihad Umar tersebut antara lain:

1. Mengimpun Al-Qur’an Al-Karim dalam bentuk Mushaf.

2. Menetapkan tahun hijriyah sebagai kalender umat islam.

3. Menyatukan orang-orang yang melakukan shalat sunah tarawih dengan satu imam.

4. Membentuk kas Negara (Baitul Mal).

5. Menciptakan lembaga peradilan.

6. Mnjadikan beberapa wilayah sebagai pusan peradaban dan kebudayaan Islam seperti di Kufah dan Basrah.

7. Menetapkan hukuman cambuk kepadsa peminum khamr (minuman keras) sebanyak 80 kali cambuk.[19]

8. Mencetak mata uang dirham.

9. Mengaudit harta para pejabat dan pegawai.[20]

Ijtihad-ijtihad Umar t tersebut menunjukkan bahwa beliau adalah pemikir ulung. Beliau menata pemerintahannya dengan konsep manajemen modern. Padaha sebelumnya masih dalam bentuk teori-teori dan konsep-konsep yang bersifat umum.

Dalam masalah ilmu sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Hakim dan At-Thabrani dari Ibnu Mas’ud t berkata, “Seandainya ilmu Umar diletakkan pada tepi timbangan yang satu dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi timbangan yang lain, niscaya ilmu Umar lebih berat dibandingkan ilmu mereka. Mayoritas sahabat berpendapat bahwa Umar menguasai 9/10 dari ilmu.”

Pendapat-pendapat beliau juga sejalan dengan Al-Qur’an dalam enam masalah. Dalam masalah tawanan Perang Badar, hijab bagi istri-istri Nabi, larangan menshalati orang munafik, shalat di maqam Ibrahim dan thalak terhadap istri-istri Nabi r.[21]

Ø Pelayan Umat – Customer Service Orientation

Umar t adalah pemimpin yang sangat melayani dan memperhatikan rakyatnya. Pernahkah anda melihat Presiden Indonesia memikul jagung di atas pundaknya untuk rakyatnya? Jangankan Presiden, Lurah saja tidak pernah kita melihatnya?

Qatadah berkata, “Pada suatu hari Umar memakai jubah terbuat dari bulu domba yang sebagiannya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau seorang khalifah. Kemudian beliau berjalan mendatangi pasar sambil memikul jagung untuk menjamu orang-orang.”[22]

Abdullah, puteranya berkata, “Umar bin Al-Khatab berkata, “Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai Eufrat, maka Umar t merasa takut diminta pertanggungjawaban oleh Allah U.”[23]

Bandingkan dengan di Indonesia! Berapa ratus ribu nyawa manusia telah mati? Adakah pejabat itu takut kepada Allah? Adakah di antara mereka yang mengundurkan diri?

Betul-betul pribadi yang agung dan mulia. Sangat dermawan dan sangat sederhana dalam hidupnya. Padahal saat itu beliau sebagai presiden dan penguasa besar yang wilayahnya sangat luas. Jika beliau mau, tentu dunia dan isinya akan menghampirinya dengan cara yang halal. Sekali lagi dengan cara yang halal, bukan syubhat apalagi haram. Tapi beliau tidak mau. Beliau lebih memilih hidup wara’ dan tawadhu’.

c) Utsman bin Affan

Hampir semua sahabat Nabi memiliki keunikan sendiri-sendiri. Bersinergi dan berpadunya kompetensi yang unik tersebut menjadikan barisan Rasulullah dan sahabat menjadi barisan yang kuat, kokoh dan maju.

Ø Softness (Kelembutan)

Keunikan Utsman bin Affan terletak pada kelembutan dan sifat pemalunya. Beliau adalah sahabat yang sangat lembut dan pemalu. Mesipun, tentu saja dapat bersikat garang. Karena belau juga mengikuti hampir seluruh peprangan bersama Nabi r. Kecuali Perang Badar, karena beliau sedang merawat istrinya, Ruqayyah yang sedang sakit.

Suatu hari Rasulullah tidur terlentang, sedang kedua betisnya terbuka. Abu Bakar dan Utsman meminta masuk dan belau tetap membiarkan betisnya terbuka. Tatkala Utsman meminta izin masuk, belau langsung mennutup betisnya dan bersabda, “Bagaimana aku tidak merasa malu dengan orang yang malaikat saja malu kepadanya.”(HR. Muslim)

Rasulullah juga bersabda, “Umatku yang paling pengasih adalah Abu Bakar, yang paling keras menegakkan agama Allah adalah Umar, yang paling pemalu adalah Utsman.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Allah berfirman,

أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)

Siapakah yang dimaksud dengan ayat tersebut? Abdullah bin Umar berkata, “Ia adalah Utsman.” Sikap lembutnya juga ditunjukkan oleh beliau dalam membantu kesulitan kaum muslimin.

Ø Charitable (Dermawan)

Utsman t adalah sosok yang sangat dermawan. Ia pernah menaggung semua perlengkapan separuh dari pasukan kaum muslimin dalam Perang Asrah. Saat itu, ia mendermakan 300 ekor onta dan 50 ekor kuda lengkap dengan segala peralatannya. Kemudian beliau datang membawa seribu dinar dan memberikannya di hadapan Rasulullah r. (HR. At-Tirmidzi). Harta itu setara dengan 50 kendaraan lapis baja dan 300 truk militer.

Di antara kemurahan hati dan sadaqah yang diberikannya di jalan Allah yaitu ketika Rasulullah r menyiapkan tentara dalam Perang Tabuk. Imam Ahmad meriwayatkan, “Bahwa Utsman datang dengan membawa 1000 dinar di bajunya lalu menuangkannya di kamar Rasulullah r. Lalu Nabi r bersabda, “Utsman tidak akan miskin karena melakukan itu.”

Ibnu Syihab Az-Zuhri meriwayatkan bahwa pada Perang Tabuk Utsman membawa lebih dari 940 onta, kemudian membawa 60 kuda untuk menggenapinya menjadi seribu. Kini berarti setara dengan 1000 kendaraan militer. Kalu satu kendaraan kira-kira seharga setengah milyar maka setara dengan 500 milyar rupiah. Atau setengah trilyun rupiah.

Ibnu Abbas berkata, “Ketika orang-orang mengalami paceklik di masa pemerintahan Abu Bakar. Abu Bakar berkata kepada mereka insya Allah besok sore kalian dibebaskan Allah dari kesulitan.

Besok paginya datang kafilah Utsman. Para pedagang datang kepada utsman dan meminta kepadanya supaya menjual barang-barang tersebut kepada mereka.

Utsman bertanya kepada mereka, “Berapa keuntungan yang akan kalian berikan kepadaku?” Mereka menjawab, “Sepuluh dengan dua belas.”[24] Utsman berkata, “Siapa yang menambahimu sedsangkan kami adalah pedagang-pedagang Madinah.” Utsman menjawab, “Ia adalah Allah, Dia menambahiku setiap dirham dengan sepuluh dirham, meka apakah kalian bisa menambahiku?” Pedagan-pedagan tersebut berlalu dan Utsman berkata, “Ya Allah, kuberikan barang-barang ini kepada orang-orang miskin di Madinah tanpa bayar dan tanpa perhitungan.”

Ø Kesabaran Utsman bin Affan t (Patient)

Utsman t adalah sahabat yang sangat-sangat sabar. Beliau menghadapi berbagai cobaan dan ujian dengan tabah. Ketika beliau mesuk Islam, pamannya Al-Hakam bin Al-Ash bin Umayyah menangkapnya dan mengikatnya dengan tali. Lalu Hakan berkata, “Apakah kamu membenci agama nenek moyangmu dan kamu berganti dengan agama yang baru? Demi Tuhan, saya tidak akan melepaskanmu dari ikatan ini hingga kamu meninggalkan agama yang kamu anut sekarang juga.”

Utsman berkata, “Demi Allah! Saya tidak akan meninggalkan agama ini untuk selamanya, dan saya tidak akan memisahkan diri darinya!” Melihat keteguhan dan kesabaran Utsman, akhirnya Al-Hakam meninggalkan Utsman.[25]

Kesabaran dan ketabahan lainnya adalah tatkala terjadi huru-hara dalam pemerintahannya yang dipicu dan diprovokasi oleh orang-orang khawarij. Beliau juga tetap dalam kesabaran.

Padahal jika mau, pada saat itu beliau dapat minta bantuan sahabat Anshar dan Muhajirin untuk mengawalnya. Atau dengan mengasingkan diri ke luar daerah. Atau dengan melepaskan kekhalifahan. Namun demi menjaga persatuan umat, Utsman rela dirinya dijadikan sasaran pembunuhan oleh kaum durjana.[26]

Dalam suatu riwayat Ibnu Asakir dari Zaid bin Tsabit, Rasulullah r bersabda, “Utsman datang kepadaku, dan pada saat itu ada seorang malaikat bersamaku, dia berkata, “Dia akan mati syahid dan akan dibunuh oleh kaumnya…”

Ibnu Asakir meriwayatkan dari Abdurrahman bin Mahdi dia berkata, “Dua sifat yang dimiliki oleh Utsman dan tidak dimiliki Abu Bakar maupun Umar, yaitu kesabarannya saat dikepung hingga ia terbunuh, serta penghimpunan mushaf Al-Qur’an dalam bentuknya sekarang.”

Ø Leadership

Meskipun tidak seperti Abu Bakar dan Umar, namun Utsman juga memiliki watak kepemimpinan yang tidak diragukan lagi. Buktinya, hampir seluruh sahabat sepakat membaiat Utsman sebagai Khalifah pengganti Umar.

Pasca terbunuhnya Khalifah Umar, Abdurrahman bin Auf bertanya kepada kaum Muhajirin dan Anshar, “Menurut anda siapa yang patu menjadi khalifah setelah Umar?” Semua orang yang ditanya dan diminta pendapatnya selalu mengatakan, “Utsman”. Maka segera ia membaiatnya dan diikuti baiat oleh masyarakat secara masal.[27]

Bukti lainnya adalah di masa Utsman banyak wilayah dan daerah baru yang ditaklukannya. Sehingga wilayah Islam membentang jauh dari Timur hingga ke Barat. Terbentang dari Sind di sebelah Timur, Kaukasus di sebelah Utara, Afrika dan pulau-pulau Mediteranian di sebelah Barat dan Habsyah (Ethiopia) di sebelah Selatan.

Utsman pula yang membentuk armada angkatan laut Islam untuk pertama kalinya. Sebelumnya Umar menolak hal itu karena khawatir terhadap tentara muslim yang belum berpengalaman perang di laut. Utsman membentuk armada laut dan memperoleh kemenangan besar dalam perang di atas kapal laut. Dan menyerang armada-armada yang sombong (armada laut Byzantium) dan kemudian menaklukan pulau-pulau di Mediterania.[28]

d) Ali bin Abi Thalib

Watak dan karakter Ali t mirip dengan Umar bin Al-Khatab t dalam kecerdasan, keberanian dan sikap kerasnya menegakkan kebenaran. Mirip dengan ketiga khalifah dalam kesederhanaan ketakwaan dan keshalehannya.

Sayang beliau harus memimpin umat Islam di masa-masa yang sulit pasca terbunuhnya Utsman bin Affan oleh para durjana dan pemberontak yang tak tahu diri. Ali t harus memilih di antara dua hal yang sangat sulit. Menegakkan hukum atau memelihara stabilitas politik. Keluarga besar Utsman, diwakili Mu’awiyah menuntut segera digelar proses peradilan. Sementara Ali menginginkan adanya stabilitas politik. Sebab orang-orang munafik, yahudi, zindiq, dan kaum khawarij terus menerus melakukan manuver politik yang busuk dan memecah belah barisan kaum muslimin.

Ø Pemberani, Jagoan dan Petarung Ulung

Ali t mirip dengan Umar t. Ia adalah seorang pemuda yang pemberani. Ia adalah anak kecil yang mula-mula masuk Islam. Saat itu usianya baru 10 tahun. Ketika Rasulullah r hijrah ke Madinah usia Ali baru 23 tahun. Pada malam hijrah Rasulullah r, Ali menggantikan posisi Nabi di tempat tidurnya. Padahal, ia tahu resikonya adalah mati. Karena para tokoh kabilah musyrikin Quraisy telah sepakat untuk mengirimkan setiap pemuda terbaiknya untuk menghujamkan pedang secara serentak ke tubuh Rasulullah r yang sedang tidur.

Kompetensi pemberani ini juga ditunjukkan Ali dalam setiap medan tempur. Beliau mengikuti semua peperangan Rasulullah r kecuali hanya Perang Tabuk, karena mendapat tugas menggantikan Rasulullah memimpin kota Madinah.

Ali t juga pemuda yang sangat kuat. Ia dapat mengangkat pintu gerbang benteng Khaibar seorang diri. Salah seorang sahaya Rasulullah r, Abu Rafi’ memberikan kesaksian, “Aku bersama tujuh orang ingin menggoyangkan pintu itu dari tempatnya agar jatuh ke bumi, namun kami tidak sanggup.”[29] Namun akhirnya berhasil diangkat oleh Ali t seorang diri.

Ø Conceptual Thinking (Kecerdasan)

Ali t adalah samudera ilmu. Kredibilitas ilmunyatak diragukan lagi di kalangan kaum muslimin. “Bagaimana meragukannya, sementara Umar dan para pemimpin sahabat lainya telah mengakuinya.”[30]

Abdullah bin Mas’ud t berkata, “Kmi meperbincangkan bahwa qadhi yang paling tepat bagi penduduk Madinah Adalah Ali.” (HR. Hakim dari Abu Hurairah)

Dari Ibnu Sa’id bin Al-Musayyib, berkata, “Kebiasaan Umar bin Al-Khatab meminta bantuan kepada Abu Hasan (Ali t) dalam memecahkan persoalan pelik, yang tidak dapat diselesaikannya. Umar berkata, “Ali adalah orang yang paling pandai dalam masalah hukum di antara kami.”

Rasulullah r pernah bersabda, “Ya Allah tetapkanlah lisannya dan bimbinglah hatinya.” (HR. Ahmad dan Hakim). Rasulullah r juga bersabda, “Saya adalah kota ilmu sedangkan Ali adalah pintunya.” (HR. Tirmidzi, Hakim dan At-Thabrani dan Bazzar).[31]

Ø Eloquent (Fasih)

Ali t adalah sahabat yang sangat fasih. Beliau memiliki banyak kata-kata mutiara yang penuh hikmah. Di antara perkataan-perkataan mutiara beliau adalah,

“Tujuh perbuatan buruk yang bersumber dari setan: Marah yang keterlaluan, bersin yang terlalu keras, menguap terlalu keras, muntah-muntah, keluar darah dari hidung, bisik-bisik dan tidur saat berdzikir.”[32]

Ali t juga berkata, “Akan datang suatu zaman pada manusia dimana seorang mukmin lebih hina dari seorang budak.”[33] Prediksi Ali t tersebut kini benar menjadi kenyataan. Di Afghan dan Irak kaum mukminin dijajah oleh Amerika dengan pemerintahan bonekanya. Di palestina umat Islam dijajah Yahudi. Di Pathani umat Islam dijajah Thailand. Di Moro umat Islam dijajah oleh Philipina. Mereka semua diperlakukan secara keji dan tidak berperikemanusiaan.[34]

Dan masih banyak lagi kata-kata mutiara yang keluar dari bibir khalifah ke empat ini dalam berbagai kitab dan riwayat.

Ø Simple (Sederhana)

Ali t adalah sahabat yang sangat sederhana, zuhud dan wara’. Sebagaimana dikisahkan oleh Imam Ahmad bahwa pada masa pemerintahannya, baitul maal penuh dengan uang emas dan perak. Namun, Ali justru membagikannya kepada kaum muslimin.

Syaikh Khalid Muhammad Khalid berkata, “Imam Ali t membeli barang-barang kebutuhan keluarga dan membawanya dengan kedua tangannya”[35]

Umar bin Abdul Aziz berkata, “Orang yang paling zuhud adalah Ali bin Abu Thalib.”[36] Dan Ali t sendiri juga berkata, “Aku tidak ingin kenyang sementara di sekelilingku banyak perut kelaparan dan hati-hati yang pedih.”[37]


[1] M. Hasbi Ash-Shidieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Bulan Bintang (Jakarta:1954), hal.264-265.

[2] Ibid hal.272-273.

[3] Lihat ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid II, hal. 164-165.

[4] Terjemah Fathul Bari, jilid 18, hal. 371-372.

[5] Joko Siswanto, Materi Pelatihan SDM, Manajemen SDM Berbasis Kompetensi.

[6] Joesoef Sou’yb, Hal. 132.

[7] 1 dirham setara dengan 3.5 gram perak.

[8] Joesoef Sou’yb, Hal. 133.

[9] Khalid Muhammad Khalid, Kehidupan Para Khalifah teladan, hal. 81.

[10] Joesoef Sou’yb, Hal. 31

[11] Ibid Hal. 77-84

[12] Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ilmu dan Ulama, hal. 164

[13] Ibid Muhammad Sa’id Mursi, hal. 6

[14] Ibid hal. 6

[15] Khalid bin Muhammad Khalid, hal. 81

[16] Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, hal. 183

[17] Muhammad Sa’id Mursi, hal. 13

[18] Manajemen SDM berbasis kompetensi

[19] Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, hal. 178-179.

[20] Mehammad Sa’id Mursi, hal. 15.

[21] Ibid, hal. 12

[22] Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, hal. 184

[23] Ibid, hal. 187.

[24] Dalam riwayat lain dinyatakan, “1 dirham dengan 2 dirham”.

[25] As-Suyuthi, Tarikh Al-Khulafa’, hal. 173

[26] Fitnah Kubra, hal. 307.

[27] Fitnatul Kubra, hal. 258.

[28] Ibid, hal. 260-261

[29] Khalid M. Khalid, hal. 372

[30] Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, hal. 209.

[31] Tarikh Khulafa’, hal. 197, menurut Imam As-Suyuthi hadits tersebut hasan.

[32] Ibid, hal. 216.

[33] Ibid.

[34] Radovan Karadzic mantan pemimpin Serbia di Bosnia yang dituduh sebagai otak pembantaian sekitar 8000 warga Muslim Bosnia telah tertangkap (Juli 2008). Pria 63 tahun itu telah diekstradisi ke Pengadilan Internasional di Den Haag, Belanda untuk diadili, ia melarikan diri selama lebih dari 10 tahun.

[35] Khalid bin Muhammad Khalid, hal. 404.

[36] Ibid.

[37] Ibid, hal. 434.

Leave a comment